Gelar Program ASSIST, Prodi Doktor Kajian Budaya Universitas Udayana Memasuki Usia 21 Tahun

`

11 Juli 2001 – 11 Juli 2022

Merayakan hari jadi dengan Seminar dan Reuni
Bertukar ilmu, berbagi memori
Bulan Juli tak lama lagi, para alumni ditunggu di Bali


Sementara itu, sebagai warming up, Prodi Doktor (S3) Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud menggelar  program Alumni Sharing Session in Spelling out Dissertation (ASSIST).



Menurut Koprodi Doktor Kajian Budaya FIB Unud,Prof. I Nyoman Darma Putra, Ph.D., program ASSIST dibuat secara berseri. Dalam setiap seri diundang dua alumni untuk berbagi pengalaman riset dan menulis disertasi. Pesertanya adalah para mahasiswa yang sedang bergelut dengan studi menuju riset dan menulis disertasi.


Lewat ASSIST, para alumni bisa membantu (to assist) para mahasiswa dalam memperlancar proses penyelesaian studi.


ASSIST dilaksanakan secara online dengan menampilkan dua alumni setiap session diisi dengan presentasi dan diskusi berbagai hal, mulai dari trik-trik mencari data di lapangan, tips melakukan wawancara, menggali dokumen, mencari literatur, mengolah data, menulis hasil riset, melakukan revisi, dan sebagainya.


"Lewat ASSIST para mahasiswa diharapkan dapat belajar dari kesalahan sehingga proses studi berjalan lancar dan mahasiswa bisa tamat tepat waktu," ujar Prof. Darma yang merancang ASSIST.


Target Koprodi adalah program ASSIST dapat dilaksanakan setiap tahun secara berkelanjutan.


Makna Tag Line


Ungkapan "Kritis Berlapis" dalam tag line bersifat polisemi sesuai dengan karakteristik disiplin ilmu Kajian Budaya yang bersifat kritis. Sementara ungkapan "Jaya Berkarya" secara lugas berarti mendorong alumni untuk terus berkarya menambah pencapaian dan kontribusi keilmuan secara akademis dan praktis, ungkapan 'kritis berlapis' setidaknya mengandung lima makna berikut:


(1) tak hanya satu tapi berlapis-lapis;


(2) tak sebarangan tapi ada dasar atau lapis pendukung;


(3) tertutup tapi tampak, karena lapis itu biasanya transparant;


(4) kritis terlindungi, terlapisi, logis menangkis;


(5) lentur atau tak mutlak karena seperti bawang habis lapis tak ada inti, itulah esensi, kembali ke ruang kosong, ruang interpretasi berlapis-lapis.

Terima kasih kepada Dr. I Ketut Sutar Wiyasa, alumnus Prodi Doktor Kajian Budaya angkatan 2016, atas desain logo HUT ke-21 Prodi Doktor Kajian Budaya (dap).