Kabar Alumni, Dr. Dermawan Waruwu, M.Si.: Bersyukur Tercebur di Tengah Lautan Ilmu Keberpihakan
Dr. Dermawan Waruwu, M.Si.
Angkatan : 2014
Afiliasi : Universitas Dhyana Pura
Disertasi : Hegemoni dan Kontra-Hegemoni dalam Pengembangan Kawasan Wisata Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara
Saat pertama mendengar dari teman bahwa ada Program Studi Kajian Budaya di Universitas Udayana Bali, langsung saja saya menjadi penasaran. Segera setelah itu saya mencari jejak serta seluk-beluk keilmuan Prodi Kajian Budaya tersebut.
Rasa penasaran ini perlahan mulai terjawab ketika sampai di ruangan administrasi Program Studi Kajian Budaya di Jalan Pulau Nias, No.13, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Keramahan yang ditunjukkan oleh Bapak/Ibu di bagian administrasi saat menjelaskan tentang keunggulan dan keunikan Kajian Budaya memberikan kesan pertama yang baik serta daya tarik untuk terus menyelam mengikuti arus lautan keilmuan ini, sehingga memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi mahasiswa S2 Kajian Budaya.
Setelah lulus S2 tahun 2012, justru hasrat untuk menelusuri serta mempelajari lebih mendalam kajian-kajian kritis dari ilmu ini, secara khusus teori hegemoni dan teori praktik semakin menambah energi positif. Di mana ada hegemoni pasti ada kontra hegemoni. Pada akhirnya, saya melanjutkan S3 Kajian Budaya pada tahun 2014 serta lulus tanggal 22 November 2017 yang ditandai dengan Ujian Promosi Doktor dan wisuda tanggal 10 Maret 2018.
Memang tidak cukup waktu untuk menceritakan keunikan dan keunggulan dari Program Studi S3 Kajian Budaya Universitas Udayana Bali.
Perdebatan di Kelas
Kendati demikian, sejak awal saya menjadi mahasiswa Kajian Budaya perdebatan dengan dosen-dosen yang mengajarkan paradigma Kajian Budaya atau lebih dikenal dengan istilah keberpihakan kepada kaum termarjinal.
Perdebatan di kelas semakin berlanjut, bukan hanya antara dosen tetapi antara teman mahasiswa yang berusaha mempertahankan keahlian dan bidang keilmuannya pada saat S1 dan S2. Mahasiswa Program Studi S3 Kajian Budaya memang sebagian besar berasal dari berbagai disiplin ilmu dan perguruan tinggi di Indonesia maupun luar negeri.
Paradigma Kajian Budaya memang tidak menerima begitu saja cara pandang keilmuan positivistik atau disiplin ilmu lainnya dan bahkan terjadi pertentangan yang terus diperdebatkan sepanjang masa. Kendati terus diperdebatkan, namun saya bersyukur tercebur di tengah lautan ilmu keberpihakan yang memiliki julukan Kajian Budaya (Cultural Studies) tersebut.
Ketertarikan saya mempelajari lebih mendalam bidang Cultural Studies bertujuan untuk memberikan warna keilmuan yang unik serta mendorong terwujudnya keberpihakan pada individu maupun kelompok yang termarjinalkan oleh ideologi dan pusaran kekuasaan yang membelenggu hak umat manusia.
Keberpihakan ini salah satunya tertuang dalam Disertasi berjudul: “Hegemoni dan Kontra-Hegemoni dalam Pengembangan Kawasan Wisata Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara”.
Tepat Waktu
Saya bisa menyelesaikan studi S3 Kajian Budaya tepat waktu serta berhasil mempertahankan Disertasi di hadapan penguji dan undangan yang hadir pada saat itu. Keberhasilan ini tentu saja tidak terlepas dari dukungan para dosen, penguji, dan teristimewa pembimbing yang luar biasa, yaitu Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha; Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra (promotor); Prof. A.A.N. Ngurah Anom Kumbara (ko-promotor 1); Dr. I Gde Mudana (ko-promotor 2); Prof. Dr. A.A.B. Wirawan; Prof. Dr. I Ketut Ardhana; Dr. Putu Sukardja; Dr. Ketut Setiawan; dan Dr. I Nyoman Dhana.
Ketika memilih menjadi mahasiswa S3 Kajian Budaya, sesungguhnya Anda telah masuk pada ruang cakrawala berpikir bebas, berpihak, berwawasan luas, dan menjadi sarana untuk mengembangkan karir pada lembaga atau Perguruan Tinggi tempatnya mengabdi.
Saya sangat bersyukur saat ini menjadi dosen tetap di Universitas Dhyana Pura Bali (NIDN: 0808127901) dan sekaligus sebagai Kepala Bagian Kemahasiwaan, Tracer Study, dan Alumni.
Selain sebagai dosen, saya dipercayakan saat ini sebagai Ketua Umum Perkumpulan Doktor Nias Indonesia (PDNI) yang berbadan hukum dan disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Saya bangga menjadi alumni S3 Kajian Budaya Universitas Udayana dan bangga pula sebagai dosen yang melaksanakan tridharma di Universitas Dhyana Pura.
Selama menjadi mahasiswa S3 Kajian Budaya di Universitas Udayana dan dosen yang memiliki jabatan fungsional Lektor 300 serta golongan IIIC di Universitas Dhyana Pura, berbagai prestasi yang diraih serta kesempatan menjadi narasumber di tingkat nasional. Saya berhasil mendapatkan beasiswa selama menempuh studi S3 dari Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN).
Saat masih menjadi mahasiswa S3 berhasil memenangkan hibah penelitian Program Disertasi Doktor (PDD) dari Kementerian Ristekdikti dengan penelitian berjudul “Hegemoni dalam Pengembangan Kawasan Wisata Budaya Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara”.
Hibah Buku Ristekdikti
Keberhasilan ini berlanjut pada saat menyelesaikan penulisan buku berjudul Bawomataluo Destinasi Wisata Nias Pulau Impian yang merupakan bagian dari disertasi tersebut. Buku hasil disertasi ini juga memenangkan program hibah buku dari Kementerian Ristekdikti.
Buku lain yang berhasil dipublikasikan (ber-ISBN) yang ditulis sendiri maupun bersama teman-teman, di antaranya: (1) Gereja Pecah: Perspektif Kajian Budaya; (2) Bawomataluo Destinasi Wisata Nias Pulau Impian; (3) Kepemimpinan dan Transformasi Ekonomi: Kajian Desa Blimbingsari; (4) Pariwisata Spiritual: Desa Tarik Wisata Palasari Bali; (5) Desa Wisata Herbal Catur, Kintamani Bali;
(6) Eksistensi Wisata Kuliner Desa Wisata Sangeh Bali; (7) Digital Marketing Pembangunan Desa Wisata; (8) Koperasi Dan Lembaga Keuangan Tradisional; (9) Meugoe: Mengembalikan Kemandirian dan Kejayaan Ekonomi Aceh; (10) Manajemen Kewirausahaan Adat; (11) Buah Pikiran Begawan Nias Indonesia; dan lain-lain.
Berbagai hibah dari kementerian yang diraih selama ini, baik multi tahun maupun mono tahun semakin meningkatkan kualitas pengetahuan serta pengalaman dalam kegiatan peneltian dan pengabdian kepada masyarakat, antara lain: (1) Hegemoni dalam Pengembangan Kawasan Wisata Budaya Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara; (2) Pemberdayaan Penyandang Disabilitas pada Objek Wisata Kuta Bali;
(3) Model Pemberdayaan Tokoh Agama dalam Menghilangkan Radikalisme Guna Meningkatkan Harmoni Sosial dan Integrasi Nasional; (4) Model Pemberdayaan Masyarakat Adat Sebagai Strategi dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional; (5) Desa Wisata Herbal Catur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
Luaran penelitian dan pengabdian ini telah dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi (terindex Scopus), jurnal nasional terakreditasi sinta 2 seperti Jurnal Kajian Bali, dan jurnal lainnya.
Semua keberhasilan yang diraih selama ini merupakan produk dari keseriusan belajar pada Program Studi S3 Kajian Budaya Universitas Udayana serta dukungan dari Rektor dan pimpinan lainnya di Universitas Dhyana Pura Bali.
Saya memiliki filosofi hidup yaitu “Semakin Saya Tahu, Semakin Saya Tidak Tahu”. Artinya, setiap manusia yang ingin sukses selama hidupnya tidak boleh berhenti untuk belajar, semakin rendah hati, dan bijaksana. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Email: dermawanwaruwu@undhirabali.ac.id
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA