Kabar Alumni, Dr. Trisakti Handayani, M.M.: Kenangan Menyenangkan Mempelajari Teori Kritis

`

Dr. Trisakti Handayani, M.M.

Angkatan: 2004

Afiliasi: Universitas Muhammadiyah Malang

Disertasi: Gerakan PKK Dalam Perspektif Kajian Budaya

 

Ketertarikan untuk studi lanjut S3 di Prodi Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud diawali dari cerita sahabat saya yang juga sesama dosen di UMM yang telah studi lanjut di prodi ini.

 

Beliau menceritakan bahwa betapa menyenangkan kuliah di Prodi Kajian Budaya FIB Unud, selain ilmu yang dipelajari bersifat kontemporer, termasuk teori-teori kritis, yang pada saat itu belum kami pahami. Mempelajari teori-teori kritis ini adalah kenangan yang menyenangkan.


Suasana kampus, dosen-dosen, pimpinan Fakultas dan Prodi, serta staf yang humanis membuat nyaman untuk belajar, meski dari suku dan agama yang berbeda.

 

Sahabat saya juga bercerita bahwa Kajian Gender yang saat itu saya geluti, sangat relevan dengan Kajian Budaya, karena salah satu teori yang dibahas adalah teori Feminis.

 

Langsung Daftar dan Dapat Beasiswa

Saat itu, bulan Juni 2004 bersamaan saya sedang mengikuti kursus bahasa Inggris di IALF (Indonesia-Australia Language Foundation) Denpasar, sahabat saya datang untuk memberi kabar bahwa telah dibuka pendaftaran maba (mahasiswa baru) S3 Kajian Budaya.

 

Tanpa pikir panjang esok harinya saya bergegas ke Jalan Nias dan diterima dengan baik oleh Mas Putu, dari beliau saya mendapatkan informasi penerimaan Maba.

 

Singkat cerita akhirnya saya mendaftar, mengikuti tes baik tulis maupun wawancara (saat itu yang mewawancarai Prof. Swastika) , dan akhirnya diterima dengan mendapatkan beasiswa BPPS.

 

Kekhawatiran tak Beralasan

Pertama kali saya mengikuti orientasi, saya agak khawatir, karena saya menggunakan hijab. Betapa tidak, karena saat itu juga sedang seru-serunya kasus Bom Bali, yang mau tidak mau juga mengusik hati saya mengusik hati saya.

 

Hari kedua saya berkenalan dengan teman-teman satu kelas, yang jumlahnya kalau tidak salah 14 orang, mayoritas dari Bali, 1 Jawa 1 Ternate, dan 1 dari Medan. Saya masih mempelajari situasi dan belum berani untuk banyak bicara dengan teman-teman, khawatir mereka masih berpandangan negatif dengan kehadiran saya.

 

Kekhawatiran saya ternyata tidak beralasan, karena hari-hari selanjutnya perkuliahan saya jalani dengan sangat menyenangkan dan dengan rasa kekeluargaan yang tinggi.

 

Teman-teman yang dari Bali seringkali membawa makanan dan tidak jarang mengajak kami untuk jalan-jalan untuk makan durian dan sup kepala ikan. Ini sangat menyenangkan bagi kami yang memang anak kost dan memerlukan tambahan gizi.

 

Tugas-tugas perkuliahan juga seing kami kerjakan bersama, demikian juga ketika kami harus mengumpulkan tugas-tugas Prof. Bawa ke Undiksa, Singaraja (Bali Utara), tidak segan-segan teman-teman dari Denpasar yang menyediakan kendaraan dan ubo rampenya. Es Daluman dan pisang goreng posmo (kami menamainya demikian, karena saat itu teori-teori yang paling kami ingat adalah teori posmodern), yang dibawa oleh teman-teman dari Bali sering menemani kami di perkuliahan pada siang hari.

 

Dosen Sabar, Humanis

Selama perkuliahan kami mendapatkan dosen-dosen yang sabar, humanis, dan kekeluargaan yang tinggi. Saya juga mendapat Promotor dan Ko-Promotor yang sangat luar biasa.

 

Betapa tidak, di tahun 2007, saat di mana saya sedang menyelesaikan disertasi saya harus kehilangan tiga orang yang sangat berarti dalam hidup saya, yaitu Ibu, Ibu Mertua, dan Bapak Mertua.

 

Tanpa motivasi dan support dari Prof. Parimartha dan Prof. Ardika mungkin saya tidak akan bisa menyelesaikan S3. Demikian juga dengan teman-teman tendik (tenaga kependidikan) yang ramah dan friendly kepada mahasiswa, sehingga saya merasa tidak sendiri ketika menghadapi persoalan selama perkuliahan.

 

Tahun 2004-2008, suatu masa dimana kegiatan International Conference, masih merupakan sesuatu yang asing dan jarang dilakukan oleh PT yang lain, namun di Prodi Kajian Budaya FIB UNUD sejak semester awal sudah dikenalkan dan wajib mengikuti kegiatan ini.

 

Demikian juga dengan kegiatan Bedah Buku, menjadi atmosfir akademik yang diciptakan dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam perkuliahan, hal ini menjadi nilai lebih bagi mahasiswa saat itu.

 

Jalur Akademik dan Struktural

Dengan bekal ilmu pengetahuan dari Prodi Doktor Kajian Budaya FIB Unud, saya bisa mengembangkan karier di jalur akademik dan struktural.

 

Untuk bidang riset, tahun 2010, saya mendapat beasiswa Erasmus untuk Mundus UE untuk Program Postdoct selama 6 bulan di Austria. Tahun 2017-2019, saya mendapat Hibah Penelitian Luar Negeri dari Kemristekdikti, Melakukan penelitian di University of Menho di Portugal.

 

Di bidang struktural: Tahun 2010-2012: Kepala LP3A UMM; Tahun 2012 -2017: Wadek I FKIP UMM;  Tahun 2018 -2021: Kaprodi PPG FKIP UMM; Tahun 2021- Sekarang: Dekan FKIP UMM.

 

Karya buku: 1. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. 2. Monograf: Culture Studies and Gender Problems.

 

Hal-hal lain yang menarik dari pengalaman sebagai mahasiswa dan alumni Kajian Budaya FIB Unud. Pertama, bangga menjadi mahasiswa Prodi Kajian Budaya FIB Unud, krn bisa menjadi bagian dari civitas akademika yang kualitasnya tidak diragukan; Kedua, bangga menjadi alumni dari Prodi Kajian Budaya FIB Unud, karena hingga saat ini komunikasi dan kekeluargaan masih terjalin dengan baik. 


Dari hari ke hari saya mengucapkan terima kasih dalam hati, kini saatnya mengungkapkan secara tertulis dalam kolom Kabar Alumni ini.

 

Terimakasih yang tak terhingga kepada Yth Ibu Dekan FIB Unud beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada alumni untuk bersilaturahmi.

 

Terimakasih kepada Bapak Kaprodi S3 Kajian Budaya FIB Unud yang telah memberikan fasilitas kepada alumni agar terjalin komunikasi yang efektif, baik dengan mahasiswa, sesama alumni, maupun dengan Program Studi Kajian Budaya.

 

Terimakasih yang tak terhingga kepada Yth. Promotor: Prof. Dr. Parimartha, Ko-Promotor Prof. Ardika, Prof. Dr. Keppi Sukesi, M.Si., yang telah memberikan perhatian, bimbingan, dan motivasi dalam mebyelesaikan disertasi.

 

Terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu dan Bapak dosen Prodi Kajian Budaya, yang telah memberikan Ilmu yang sangat bermanfaat.

 

Terimakasih kepada Mas Putu, Bu Luh, Bu Cok, dan seluruh staf yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan selama ini. Semoga budi baik yang telah Ibu/Bapak berikan dicatat sebagai amal ibadah dan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan YME.

 

Email: trisakti@umm.ac.id