Kaji Transformasi Yoga dalam Kapitalisme Global di Bali, Ningrum Ambarsari Raih Doktor Kajian Budaya di Universitas Udayana

Seorang dosen Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Indonesia meraih gelar doktor di bidang ilmu Kajian Budaya setelah dinyatakan lulus mempertahankan disertasi dalam ujian terbuka promosi doktor pada Program Studi Doktor Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Rabu, 4 Juni 2025. 



 
Ningrum Ambarsari, S.Sos., M.B.A., mempertahankan disertasinya yang berjudul “Spirituality and Commodification: Transformation of Yoga in the Global Capitalism in Bali” yang ditulis sepenuhnya dalam bahasa Inggris. Ningrum dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude (dengan pujian).
 
Dr. Ningrum Ambarsari adalah lulusan doktor ke-292 di Prodi S3 Kajian Budaya Unud, atau lulusan ke-248 doktor Fakultas Ilmu Budaya.


 

Promotor Prof. Anom Kumbara menyerahkan sertifikat kelulusan kepada Dr. Ningrum Ambarsari.


Ujian terbuka dipimpin Prof. Dr. Ni Luh Nyoman Seri Malini, S.S., M.Hum., dengan tim penguji ujian terbuka terdiri dari Prof. Dr. A.A. Ngurah Anom Kumbara, M.A. (Promotor), Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (Ko-promotor 1), Dr. Nanang Sutrisno, S.Ag., M.Si. (Kopromotor 2), Prof. Dr. Ni Luh Nyoman Seri Malini, S.S., M.Hum., Dr. Ida Ayu Laksmita Sari, S.Hum., M.Hum., Prof. Dr. I Gede Sutarya, SST., M.Ag., (UHN Sugriwa), Dr. Mayske Rinny Liando, S.Pd., M.Pd. (Universitas Negeri Manado), Dr. Ni Luh Ramaswati Purnawan, S.S., M.Comn., Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. (dosen Universitas Lampung).
 
Ujian yang dilaksanakan di Ruang Dr. Ir. Soekarno, Lt. IV, Gedung Poerbatjaraka, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Jalan P. Nias 13, Denpasar itu dihadiri dosen, mahasiswa, dan undangan umum serta keluarga promovenda Ningrum Ambarsari.
 
Komodifikasi Yoga
 


Dalam presentasinya, Ningrum Ambarsari menyampaikan fokus penelitiannya pada tiga hal terkait yaitu 1) bentuk-bentuk transformasi yoga dari spiritualitas ke kontemporer di tiga daerah pariwisata utama, Ubud, Seminyak, dan Denpasar, 2) ideologi yang melatar belakangi transformasi praktik yoga, 3) konsekuensi terhadap transformasi praktik yoga. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan kualitatif, analisis kritis dengan menggunakan teori relasi kuasa, teori praktik sosial, dan teori spiritual pasca religius. 



 
Menurut Ningrum Ambarsari, terdapat empat jenis transformasi praktik yoga di Bali, yaitu 1) transformasi ideologi; 2) transformasi proses atau praktek yoga; 3) transformasi manajemen; 4) transformasi simbol. Dalam praktiknya, transformasi ini dilandasi oleh empat ideologi kuat: budaya kesehatan, kapitalisme dan komodifikasi, globalisasi dan westernisasi, serta spiritualitas untuk revitalisasi diri. 
 
"Di bawah pengaruh kapitalisme global, praktik yoga semakin menjadi komoditas, mengubah aktivitas spiritual menjadi produk yang dapat dipasarkan," ujar Ningrum, seorang praktisi yoga yang sudah menulis buku Yoga itu Penting (2020).
 
Ningrum Ambarsari menambakan popularitas yoga memiliki implikasi di antaranya dampak perekonomian lokal, adaptasi budaya, praktik hybrid, dan perluasan fungsi yoga termasuk memberikan lowongan pekerjaan bagi penduduk lokal, meningkatkan pendapatan melalui layanan, akomodasi, dan merchandise. Selain itu, transformasi yoga juga menunjukkan terjadinya perluasan fungsi yoga pada diplomasi, identitas budaya, dan kearifan lokal mendorong pembangunan yang berkelanjutan, membina kerja sama internasional, dan melestarikan warisan budaya. 
 
Menurut Ningrum, penelitian ini memberikan temuan baru bahwa modernitas tidak menyebabkan desakralisasi dalam praktek yoga. Sebaliknya, modernitas tetap mempertahankan unsur-unsur sakral meski telah terjadi adaptasi terhadap kebutuhan global. 
 
"Tujuan utama yoga tetap tidak berubah, perubahan terjadi pada infrastruktur dan struktur yang mendukung praktik tersebut," tambahnya. 


 
Penelitian ini membuka peluang bagi penelitian lebih lanjut di bidang budaya populer, melalui identifikasi lembaga atau agents yang dominan dalam proses transformasi, perluasan lokasi penelitian, serta analisa data empiris implikasi ekonomi terhadap masyarakat Bali.
 
Hasil penelitiannya ini sudah diterbitkan dalam bentuk artikel dengan judul "Transformation of Yoga in Bali in the Era of Global Tourism", di Jurnal Kajian Bali, Vol. 15, No. 1, April 2025 (https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/view/122810) 
 

Pembicara dari Naveen Meghwal dari Swami Vivekananda Cultural Centre, menyampaikan perlunya yoga difokuskan pada tujuan utama yakni agar guru yoga memberikan pelajaran yang baik kepada para murid, jangan berfokus pada komersial.


“Untuk yoga di Bali, agar tetap menarik, agar dilengkapi dengan elemen budaya Bali, pasti menarik,” ujarnya Naveen.


Praktisi yoga Guru Made Sumantra mengatakan perkembangan yoga di Bali memacu praktisi atau guru yoga di Bali untuk belajar agar dapat mengembangkan yoga karakteristik Bali. “Kita harus belajar bahasa Inggris agar bisa mengajarkan peminat yoga, jadi bahasa asing itu penting sekali,” ujarnya.


Ujian promosi doktor diakhiri dengan penyerahan sertifikat tanda kelulusan dan sambutan promotor mengenai makna disertasi. Promotor Prof. Dr. A.A. Ngurah Anom Kumbara, M.A. menyampaikan disertasi ini menganalisis praktik yoga di Bali dalam kerangka teoritik post-strukturalis, jauh lebih dari sekadar analisis struktur yang mengutamakan oposisi biner.


Dengan teori post-struktralisme dan post-modernisme, tidak dilakukan kontrast antara spiritual dan komersial, tetapi ada jalan tengah melihat bagaimana yoga bertransformasi sesuai dengan situasi dan kebutuhan yang kompleks. (*)