Tata Kelola Sampah Masuk Desa, Tema Pengabdian Prodi S3 Kajian Budaya FIB Unud di Desa Kelating 2024
Prodi Doktor Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Unud melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Sabtu, 15 Maret 2024.
Tema pengabdian adalah tata kelola sampah masuk desa, sebagai pemaknaan atas Pergub 47/ 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber. Tema ini dipilih karena dewasa ini sampah menjadi masalah di mana-mana.
Acara yang dipimpin oleh Korprodi Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. itu diikuti sekitar 55 orang, terdiri dari mahasiswa dan warga masyarakat termasuk pengurus karang taruna setempat.
Hadir pula seorang guru besar dari Hosei University Tokyo, Prof. Toru Sakane yang menjadi tamu akademik dari Prodi S3 Kajian Budaya FIB Unud.
Acara diisi dengan dialog tentang kearifan lokal dalam tata kelola sampah masuk desa. Dialog yang dipandu Dr. I Wayan Suardiana, M.Hum. itu menampilkan narasumber Anak Agung Gede Agung Dalem mahasiswa S3 Kajian Budaya sekaligus sebagai Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Dinas KLH Kabupaten Badung.
Saat itu, Korprodi Kajian Budaya menyerahkan sejumlah tong sampah kepada masyarakat yang diterima oleh Bendesa Kelating Dewa Made Maharjana dan Perbekel Desa Kelating I Made Swarga.
Moderator Dr. Wayan Suardiana dan narasumber Anak Agung Dalem.
Dalam sambutannya, Bendesa Adat Kelating Dewa Made Maharjana menyampaikan bahwa warganya pernah menyelamatkan Bali dalam menangani darurat sampah akhir tahun lalu. Saat itu, tempat pembuangan sampah di Suwung, Denpasar, terbakar. Truk-truk sampah tidak boleh membuang sampah ke Suwung sehingga sampah menumpuk di mana-mana di seputar Badung dan Denpasar.
“Kami persilakan membuang sampah di desa kami. Sampah ditimbun di tempat besa galian,” ujar Bendesa Dewa Made Maharjana.
Penyerahan tong sampah.
Dia berharap ke depan agar pemerintah memberikan perhatian dan bantuan sehingga Desa Kelating yang mulai berkembang sebagai daerah wisata ditandai dengan hadirnya hotel atau vila di pantai Kelating bisa menjaga kebersihan dan mengelola sampah dengan baik.
Perbekel Kelating menyampaikan penting sekali membangun kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah.
“Selama ini kebanyakan dari kita adalah memindahkan sampah. Yang diperlukan adalah kesadaran dan keterampilan mengelola sampah,” ujar dan Perbekel Desa Kelating I Made Swarga.
Prof. Dr. Nyoman Weda Kusuma
Dosen Prodi Kajian Budaya sekaligus Ketua Senat FIB Unud Prof. Dr. Nyoman Weda Kusuma dalam sambutannya atas Prodi berterima kasih atas sambutan warga Desa Kelating.
“Kami kagum atas kebesaran jasa warga Kelating membantu Bali dalam darurat sampah, maka masyarakat bisa belajar dari Kelating karena urusan sampah adalah urusan kita semua,” ujarnya.
Anak Agung Dalem
Acara Pengabdian ini diisi dengan dialog tata kelola sampah di tingkat rumah tangga. Saat itu, narasumber Anak Agung Gede Agung Dalem memberikan penjelasan dan contoh pemilihan sampah di rumah tangga.
Menurut Agung Dalem, kian lama individu ‘memproduksi’ sampah kina lama, dari setengah kilogram per hari menjadi mendekati 1 kg/ hari.
Kebiasaan masyarakat membeli makana lewat go-food, misalnya, yang datang tak hanya makanan tapi juga kemasan berlapis yang kemudian menjadi sampah.
“Jika setiap individu atau rumah tangga mau mengelola sampah masing-masing, maka jumlah sampah yang harus diangkut ke TPA menjadi sangat sedikit,” ujar Agung Dalem penuh semangat memberikan contoh pemisahan sampah.
Sisa makanan bisa dikumpulkan dan dijual kepada peternak, karena sisa makanan dapat dijadikan asupan ternak. Agung Dalem mencontohkan program pemilahan sampah di Desa Tanjung Benoa.
Dialog berlangsung produktif dengan tanya jawab dan contoh pemilahan sampah yang mencerahkan. Terungkap dan yang mengagumkan adalah bahwa Desa Kelating sudah memiliki peraturan (perarem) dalam awig-awig desa ihwal tata kelola sampah.
Masyarakat setempat juga mulai terbiasa mengumpulkan sampah plastik yang ditukarkan dengan beras (dp).
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA