Dosen ISI Denpasar Meraih Gelar Doktor Kajian Budaya di FIB Universitas Udayana

`

Doktor baru Gede Pasek Putra Adnyana Yasa (tengah) bersama tim penguji (foto-foto Media FIB Unud).


Dosen ISI Denpasar meraih gelar doktor di Prodi S3 Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.


Gede Pasek Putra Adnyana Yasa dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan setelah berhasil mempertahakan disertasi “Representasi Budaya Populer Animasi “Upin Ipin” Malaysia dan Implikasi Ideologis terhadap Audiens di Denpasar” dalam sidang ujian terbuka dipimpin Prof. AAN Anom Kumbara, M.A., di kampus setempat, Jumat, 25 Agustus 2023.


Dr. Gede Pasek dinyatakan lulus sebagai doktor yang ke-278 di Prodi Doktor Kajian Budaya.


Doktor baru Gede Pasek menerima sertifikat tanda lulus dari promotor Prof. I Nyoman Darma Putra.

Penguji terdiri atas: Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (promotor), Dr. Ida Bagus Gde Pujaastawa, M.A. (ko-promotor 1), Dr. I Nyoman Larry Julianto, S.Sn., M.Ds. (Ko-promotr 2), Dr. Ni Made Wiasti, M.Hum., Dr. Ida Ayu Laksmitasari, S.Hum., M.Hum., Dr. I Wayan Suwena, M.Hum., Dr. Nanang Sutrisno, dan Dr. Husen Hendriyana, S.Sn., M.Ds. (penguji luar dari ISBI Bandung).


Sangat Populer


Dalam presentasinya, Gede Pasek menyampaikan bahwa animasi “Upin Ipin” merupakan salah satu animasi tiga dimensi produksi Malaysia yang populer di Kota Denpasar dekade 2010-an. Kehadiran Upin Ipin telah mampu merasuki benak audiens dan masuk ke semua lapisan masyarakat.


Upin Ipin (Internet)
 
“Upin Ipin tidak hanya populer di kalangan anak-anak, namun juga di kalangan remaja dan dewasa,” ujar Pasek.
 
Untuk mendukung pernyataannya, Pasek menyampaikan bahwa popularitas Upin Ipin dibuktikan dengan terciptanya beberapa kreativitas seni musik, akun media sosial, dan bisnis kuliner. Bahkan, Upin Ipin menginspirasi dunia bisnis industri kreatif serta masuk ke dalam relung tradisi lokal Bali.


Dr Husen (kiri), Dr,  Wayan Suwena (atas), dan Prof. Anom Kumbara (ketua penguji) (kanan)

 
Selain memengaruhi unsur kebudayaan, Upin Ipin juga memengaruhi bahasa, logat dalam berkomunikasi dan sikap perilaku sehari-hari. Popularitas animasi Upin Ipin di Bali telah menjadi masalah yang signifikan, bahkan Gubernur Bali I Wayan Koster mencetuskan larangan bagi generasi muda dan anak-anak untuk menonton Upin Ipin.
 
Larangan ini disampaikan dalam konteks mendorong generasi muda Bali untuk menonton karya seni seniman Bali, seperti film “Jayaprana-Layonsari” yang berbahasa Bali.


Penguji, kopromotor, dan tanya-jawab dari audiens.

Popularitas animasi Upin Ipin di Kota Denpasar, menurut Gede Pasek, berimplikasi terhadap bahasa dan dialek yang digunakan anak-anak dalam berkomunikasi sehari-hari, beserta sikap perilakunya yang sering meniru Upin Ipin.
 
Implikasi lainnya menyentuh pada tataran prestasi akademik anak-anak, kreativitas seni budaya dan tradisi, serta berpeluang meningkatkan perekonomian masyarakat Kota Denpasar melalui bisnis kreatif produk-produk yang berbentuk dan bergambar Upin Ipin.


Pemberian ucapan selamat.
 
Penelitian Gede Pasek berkontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang animasi dan budaya populer; memahami kompleksitas hubungan antara dunia hiburan dan budaya populer dengan ideologi, identitas, dan ekonomi seperti yang terlihat dari resiprokalitas antara budaya populer dengan kepentingan bisnis; sebagai bahan masukan kepada audiens untuk lebih kritis dalam memilih tontonan; membuka peluang dan celah penelitian lebih lanjut di bidang animasi dan budaya populer; dan memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang lebih berpihak terhadap kemajuan produksi animasi Indonesia.


Pemberian ucapan selamat.
 
Selaku promotor, Prof. Darma Putra mengapresiasi kajian Gede Pasek karena menyajikan kontribusi kajian budaya popular dari sudut Cultural Studies.
 
“Betapa tidak, Upin Ipin popular sebagai tontonan, banyak dikaji peneliti dari berbagai pendekatan seperti pendidikan, nilai moral, karakter, identitas, multikulturalisme, bahkan juga literasi perpustakaan. Karya Pasek tampil memberikan kontribusi studi Upin Ipin dari pendekatan Kajian Budaya dengan pembahasan sampai masalah ideologi,” ujar Prof. Darma Putra yang juga Koprodi S3 Kajian Budaya FIB Unud.


Dr Pasek dan keluarga.
 
Ujian terbuka promosi doktor berlangsugn sekitar 2,5 jam, diwarnai tanya-jawab yang hangat tak hanya dari penguji tetapi juga dari audiens yang hadir; tak hanya soal wajah plontos dan warna baju Upin Ipin tetapi juga ideologi di balik budaya popular ini. Acara diakhiri dengan foto bersama dan pemberian ucapan selamat (dp).