Prodi S3 Kajian Budaya FIB Unud dan FIB UNS Solo Sepakat Kerja Sama Tri Darma Perguruan Tinggi

`

Prodi S3 Kajian Budaya FIB Unud dan Prodi S3 Kajian Budaya FIB Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo sepakat melakukan kerja sama di bidang Tri Darma Perguruan Tinggi.


Kesepakatan kerja sama itu dicapai dalam rapat di kampus UNS Solo, Jumat, 17 November 2023. Rapat dipimpin oleh Dekan FIB UNS Prof. Dr. Warto, M. Hum. didampingi wakil Dekan 1 Prof. Dr. Tri Wiratno dan WD 2 Prof. Dr. Wakit, M.Hum., dan Koprodi S3 Kajian Budaya UNS  Dra. S.K. Habsari, M. Hum., Ph.D. Hadir juga beberapa guru besar dan dosen FIB UNS.



Prof. Darma Putra dan Wayan Sukaryawan saat rapat di FIB UNS (foto IG FIB UNS)


Dari Prodi S3 Kajian Budaya FIB Unud, hadir Koprodi Prof. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. didampingi staf tendik I Wayan Sukaryawan, S.T. Dialog penjajakan kerja sama berjalan lancar, hangat, dan kekeluargaan. Prodi Kajian Budaya UNS dan Unud memiliki kedekatan karena beberapa dosen senior di Kajian Budaya FIB UNS merupakan alumni dari Prodi Kajian Budaya FIB Unud.


Rapat kerja sama di UNS Solo dilaksanakan setelah sebelumnya Korprodi S3 Kajian Budaya FIB UNS Dra. S.K. Habsari, M. Hum., Ph.D. dan beberapa dosen hadir dalam Munas Asosiasi Kajian Budaya Indonesia (AKBI) yang dilaksanakan di FIB Unud, Jumat, 13 Oktober 2023. Saat itu, kedua belah pihak sudah menyampaikan keinginan awal untuk bekerja sama.


Dalam sambutan dan dialog kerja sama itu, Dekan Prof. Warto menyampaikan betapa perlunya prodi-prodi melaksanakan kerja sama. “Di era ini, kita perlu bekerja sama untuk maju bersama, apalagi Prodi Kajian Budaya FIB Unud sudah lebih lama hadir, pasti ada banyak pengalaman yang bisa dibagi dan aktivitas yang bisa dikerjakan bersama untuk maju bersama,” ujarnya.



Dekan FIB UNS Prof. Warto (paling kanan) di dampingi WD1 Prof. Tri (kiri) dan WD 2 Prof. Wakit (tengah)


Dekan FIB UNS juga menyampaikan bahwa sudah ada kesepakatan antara dekan-dekan FIB se-Indonesia dari 17 lembaga. Kesepakatan itu bisa dijadikan payung untuk menguatkan kerja sama antar-prodi dan lintas prodi di bawahnya.


“Kami sangat mendukung kerja sama prodi Kajian Budaya UNS dan Unud dan juga kehadiran AKBI untuk peningkatan kualitas pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi,” kata Prof. Warto.


Secara lebih rinci, kerja sama bisa dilaksanakan dalam bidang mengajar bersama (tukar dosen), menguji bersama, melaksanakan seminar bersama, riset kolaborasi, publikasi, dan pengabdian kepada masyarakat bersama.


“Hal-hal teknis pelaksanaan, bisa dikerjakan menyusul agar sesuai dengan ketentuan kerja sama sehingga semua kegiatan dapat mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) kita,” saran Dekan Prof. Warto.


Sebagai langkah awal, Korprodi S3 Kajian Budaya Unud dan UNS sudah sepakat untuk melaksanakan seminar bersama melibatkan mahasiswa S2 dan S3 Kajian Budaya FIB Unud dan UNS serta prodi lain di lingkungan kedua FIB.


Kuliah Pakar


Sebelum rapat kerja sama dimulai, Koprodi S3 Kajian Budaya FIB Universitas Udayana diundang memberikan ‘kuliah pakar’ tentang Kajian Budaya.



Dekan FIB UNS Prof. Warto (dua dari kiri) saat membuka kuliah pakar.


Dalam kesempatan itu, Korprodi Prof. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. memberikan materi bertajuk “Dari Kajian Sastra ke Kajian Budaya: Teks Sastra, Wacana Media, dan Identitas” di hadapan dosen dan mahasiswa dari tiga prodi Fakultas Ilmu Budaya UNS Solo, Jumat, 17 November 2023. Ketiga prodi itu adalah Prodi S1 Sastra Indonesia, S2 Kajian Budaya, dan S3 Kajian Budaya FIB UNS Solo.

 

Seminar yang dilaksanakan secara hibrid diikuti 120 mahasiswa S1 secara luring, dan sekitar 70 secara daring. Bertindak selaku moderator adalah Koprodi S3 Kajian Budaya UNS, Dra. S.K. Habsari, M. Hum.,Ph.D.



 Peserta luring.


Dalam sambutan pembukaannya, Dekan FIB UNS Solo, Prof. Dr. Warto, M. Hum. menyampaikan menyambut baik kegiatan ‘kuliah pakar’ dan yakin kegiatan akademik ini memberikan persepsi baru kepada mahasiswa peserta. “Fokus dan ambil sebanyak mungkin ilmu dari Prof. Darma,” ujar Dekan FIB UNS Solo.

 

Dekan Prof. Warto juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran Korprodi S3 Kajian Budaya FIB Unud berkaitan dengan penjajakan kerja sama akademik di bidang pengajaran, riset, dan publikasi.

 

Dalam paparannya, Prof. Darma Putra menyampaikan pentingnya mengkaji karya sastra sebagai wacana salah satunya dengan pendekatan intertekstualitas dengan wacana media massa. Kajian sastra tidak saja sebatas melihat teks dengan pembahasan alur, tokoh, dan gaya bahasa, tetapi mengeksplorasi gagasan, wacana, atau ideologi yang tersembunyi di balik teks sastra.



 

Guru Besar FIB Unud itu memberikan contoh pembacaan atas novel terkenal Belenggu karya Armijn Pane. Pembacaan yang fokus pada teks secara intrinsik, akan melihat novel ini berkisah tentang perselingkuhan tokoh cerita, sedangkan kalau dibaca secara intertekstualitas dengan pergerakan nasional di Indonesia sejak zaman Budi Utomo, novel ini menyampaikan semangat nasionalisme melawan penjajah.

 

“Penerbit Belanda menolak menerbitkan novel itu dengan alasan tema yang tidak mendidik soal perselingkuhan, sebetulnya penolakan oleh penerbit Balai Pustaka sangat mungkin karena novel itu mewacanakan gerakan nasionalisme yang anti-penjajahan,” ujar Darma. 

 

Hal lain yang penting dari kuliah Darma adalah ajakan bagi mahasiswa untuk melihat sastram baik sastra kanon maupun sastra populer, sama penting karena di sana selalu ada wacana yang penting yang berkaitan dengan wacana lain di masyarakat, seperti wacana budaya dan politik identitas. 



Korprodi S3 Kajian Budaya FIB UNS Habsari, Ph.D. (kiri) dan Prof. Darma (kanan) (Foto Humas FIB UNS)


“Tidak saatnya lagi membedakan sastra kanon dengan merendahkan sastra populer, karena sastra populer pun sangat besar pengaruhnya pada kehidupan sosial," tambah Prof. Darma. 

 

Kuliah Pakar ditutup oleh Wakil Dekan Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan FIB UNS, Prof. Tri Wiratno, M.A., kemudian dilanjutkan dengan foto bersama. Prof. Tri menyerahkan buku karyanya kepada Prof Darma, keduanya adalah teman lama yang dulu sama-sama kuliah di University of Sydney (*).